PARAPAT-OGENews.com-Bank Sumut dan Bank Mestika Dharma yang berpusat di Medan, memperlihatkan peningkatan kinerja intermediasi.
Peningkatan itu, tercermin dari pertumbuhan positif untuk total aset dan penghimpunan DPK masing-masing sebesar 9,42%, dan 9,40% secara yoy. Sedangkan untuk penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 10,55% yoy. Sudah melebihi proyeksi pertumbuhan 7,5% di akhir tahun.
“Pertumbuhan tersebut disertai dengan profil risiko yang terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,70%,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan Wilayah Sumbagut, Yusup Ansori, Jumat (17/6/2022).
Dia menyebut, kedua bank umum di Sumatera Utara itu juga tercatat menghasilkan laba sebelum pajak pada April 2022 senilai Rp434 miliar, meningkat 26,89 % dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Sama seperti bank umum daerah, BPR/BPRS di Sumut juga memperlihatkan peningkatan kinerja yang baik, khususnya dalam kontribusinya menyalurkan kredit. Per April 2022, total aset bertumbuh 7,66% yoy, penghimpunan DPK bertumbuh 8,45% yoy, dan penyaluran kredit/pembiayaan dapat didorong bertumbuh double digit sebesar 13,09% yoy,”ujarnya.
Salah satu upaya yang dilakukan OJK dalam memperkuat posisi BPR/BPRS adalah dengan mendorong proses merger, konsolidasi, dan akuisisi dimana hingga saat ini, terdapat 53 bank dari yang sebelumnya 60 bank pada Desember 2020.
“Tujuannya adalah untuk memperkuat layanan, permodalan dan infrastruktur, serta mendukung upaya program pemerintah dalam rangka konsolidasi,”terangnya.
Industri Pasar Modal Perlihatkan Perkembangan yang Relatif Baik
Sementara, sambung Yusuf, jumlah investor pasar modal di Sumatera Utara per April 2022 tercatat sebesar 392 ribu rekening, bertumbuh 63,71% secara yoy. Jumlah investor terbanyak terdapat pada reksadana, diikuti dengan saham dan surat berharga Negara. Disini menunjukkan bahwa industri pasar modal di Sumut memperlihatkan perkembangan yang relatif baik.
Menurut dia, euforia investasi saham di Sumatera Utara mencapai puncaknya pada Januari 2021, terlihat dari nilai transaksi bulanan yang semakin meningkat hingga mencapai Rp42,41 triliun. Setelah itu, hingga Mei 2021, transaksi saham bergerak menurun dan akhirnya bergerak stabil hingga fase recovery di tahun 2022.
“Per April 2022, tercatat rata-rata transaksi saham bulanan mencapai Rp13,30 triliun, meningkat 172,78% dibanding periode April 2019 atau periode pra pandemi. Terlihat bahwa literasi dan pengetahuan masyarakat Sumatera Utara akan investasi saham semakin meningkat,” ucapnya.
Selain dari sisi investor, OJK juga mendukung perkembangan emiten dengan senantiasa mendorong perusahaan untuk melakukan IPO. Hingga saat ini, terdapat 11 emiten di Sumatera Utara, dengan penambahan terkini sebanyak 1 emiten pada bulan April 2022.
“Selain tentang pasar modal, dimasa pandemi COVID-19, OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara tetap senantiasa menjalankan fungsi perlindungan konsumen dengan menerima dan menindaklanjuti pengaduan nasabah jasa keuangan, sambil menjalankan protokol kesehatan khusus dengan ketat,” beber dia.
Dalam periode Januari hingga Mei 2022, terdapat total 261 pengaduan yang diterima OJK yang berasal dari konsumen Sumatera Utara, baik yang melalui APPK (Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen) maupun datang langsung ke KR 5 Sumbagut.
“Pengaduan terbanyak berasal dari nasabah Perbankan sebanyak 136 pengaduan, diikuti dengan nasabah Asuransi dan Perusahaan Pembiayaan yang masing-masing sebanyak 48 pengaduan,” tandasnya. (Red/Mel)