MEDAN-OGENews.com – Seorang karyawan Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa (PD-AIJ) milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Prov-Sumut) bekerja tanpa gaji selama 14 tahun.
Ironisnya, setelah setelah ‘budak’ itu meninggal dunia, keluarga korban malah diancam akan digusur oleh pimpinan perusahaan plat merah itu.
“Selama 14 tahun orangtua kami bekerja tanpa gaji. Bahkan sampai meninggal dunia pun tak diberi apa-apa. Kan kelewatan perusahaan PD-AIJ itu,”kata Akbar, salah satu anak almarhum Zulkifli Nasution kepada wartawan, Minggu (19/6/2022).
Meski pihak keluarga sudah berkali-kali mempertanyakan gaji orangtua mereka. Namun pihak keluarga tidak pernah mendapatkan penjelasan dari pimpinan perusahaan milik pemerintah itu.
Sebaliknya, setelah keluarga menanyakan perihal gaji orangtuanya, balasan yang didapat justru jauh dari kata keadilan. Rumah dinas yang ditempatinya selama ini di Jalan Ahmad Yani Kelurahan Kesawan, Medan itu akan digusur.
Sebagaimana tertuang dalam surat dengan Nomor: 006/AIJ/VI/2022, tanggal 6 Juni 2022 berbunyi perintah pengosongan rumah dalam waktu 7×24 jam, dan apabila tidak keluar pihak keluarga akan dihadapkan pada persoalan hukum.
“Sudah tak digaji, malah mau digusur. Sikap pemerintah saat ini sangat aneh dan tidak mencerminkan rasa keadilan sosial. Ayah saya tak digaji puluhan tahun, malah digusur. Sangat sulit kami membayangkan kekejaman ini, budak saja diberi makan agar bisa bekerja, kalau bapak saya ini dianggap apa?”ujar akbar dengan deraian air mata.
Akbar berharap, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajeckshah bisa mendengar keluhan mereka.
“Kita berharap bapak Edy Rahmayadi selaku Gubernur Sumut dan Bapak Ijeck selaku Wakil Gubernur Sumut bisa menyelesaikan persoalan keluarga kami. Ini bentuk ketidak adilan,”sebutnya.
Apalagi, sambung dia, keluarganya sudah melaporkan persoalan gaji orangtuanya tersebut ke Dinas Tenaga Kerja Sumut, walaupun belum mendapat jawaban apapun.
Sementara itu, Dirut PD Aneka Industri dan Jasa M Hidayat Nur ketika dikonfirmasi wartawan enggan memberikan jawaban. Red.