Kejatisu Ungkap Permainan Mafia Tanah Menyulap Hutan Bakau Jadi Lahan Sawit

MEDAN-OGENews.com-Penyidik Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Pidsus Kejati Sumut) akhirnya memeriksa empat orang saksi terkait dugaan korupsi alih fungsi kawasa hutan suaka margasatwa Langkat, Selasa (21/06/22).

Kasi Penkum Kejatisu, Yos A Tarigan ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peneriksaan itu. Namun, dari tujuh orang saksi yang dipanggil baru empat yang hadir.

“Empat orang saksi yang dipanggil itu untuk dimintai keterangannya terkait dugaan mafia tanah di Kabupaten Langkat, yakni N (mantan kepala kantor Pertanahan Langkat tahun 2009-2012, SGT (mantan kepala kantor Pertanahan Langkat tahun 2013, RM (mantan Kasi kantor pertanahan Langkat) dan R alias A (mantan karyawan perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit,”kata Yos.

Baca juga:  Pj Bupati Langkat Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Kewilayahan HATRA TOBA 2024

Lebih lanjut, Yos A Tarigan menyampaikan, pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi alih fungsi kawasan hutan bakau suaka margasatwa di Kabupaten Langkat.

Sebelumnya, tambah Yos Tarigan, untuk melengkapi data dan berkas, tim telah melakukan penggeledahan di dua tempat berbeda, tim membawa beberapa dokumen, berkas, file dan data lainnya untuk melengkapi barang bukti.

Penyidik Kejati Sumut juga sudah turun ke lapangan dalam rangka penyidikan kasus dugaan korupsi terkait pengalihan fungsi Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading/Langkat Timur Laut, Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat, yang seharusnya Hutan Bakau (mangrove) diubah menjadi perkebunan sawit dengan luas sekitar 210 Ha.

Baca juga:  Ayin Kader GMD: Berbagi Itu Indah

“Berdasarkan temuan di lapangan sebanyak 28.000 batang pohon sawit tumbuh di atas kawasan dan telah terbit 60 sertifikat hak milik atas nama perorangan,”tegasnya.

Modusnya menggunakan koperasi petani, seolah-olah sebagai pemilik lahan dan mengelola perkebunan sawit. Ternyata, lahan hanya dikuasai satu orang yang diduga mafia tanah.

Mantan Kasi Pidsus Kejari Deliserdang ini menambahkan Penyidik Kejati Sumut juga sudah melakukan plotting dan menentukan titik koordinat di kawasan Hutan Suaka Margasatwa Karanggading dan Langkat Timur Laut Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat serta melibatkan ahli untuk melakukan uji analisis laboratorium sampel tanah dan jaringan tanaman dari Laboratorium.

“Sampai hari ini, kita masih menunggu hasil perhitungan dari tim ahli terkait adanya dugaan mafia tanah di Kabupaten Langkat,”pungkasnya.Sal