MEDAN-OGEnews.com- Ilmu ‘kanuragan’ Marwan alias Begu sang pembunuh Pasangan Suami Istri (Pasutri) Jimmi Gultom (44) dan istrinya Henni Kartini (40), di Desa Martoba, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Senin (11/7/2022) lalu ternyata tidak seperti yang dibayangkan.
Meski begitu, kemampuan ‘menghilang’ Begu memang patut diacungi jempol, walaupun ilmunya bisa disebut masih jauh dari kata sempurna.
Maklum, mungkin ilmunya bukan untuk membunuh melainkan hanya untuk menghilang saja.
Sebab, selama ini dia (Begu) dikenal masyarakat Samosir kerap ‘menghilang’ dari keramaian saat warga sedang berkumpul.
“Tersangka sering menghilang saat sedang berkumpul dengan masyarakat di Samosir,”kata Kasubdit III/Jahtanras Ditreskrimum Poldasu Kompol Bayu Putra Samara, kepada ogenews.com, Sabtu (23/7/2022).
Karena keseringan ‘menghilang’ Marwan akhirnya disebut Begu.”Itu sebabnya dia (tersangka) disebut Begu,”ujar Bayu.
Memang, setalah menghabisi nyawa Pasutri itu, tersangka langsung ‘menghilang’ tetapi yang namanya kejahatan itu tidak ada yang sempurna.
Walaupun Begu ini memiliki kemampuan menghilang, dengan cara berpindah-pindah tempat, ternyata Polisi tetap bisa melihatnya dari kejauhan.
Hasilnya memuaskan, saat tersangka hendak kabur ke Riau, Polisi langsung menyergapnya di Pintu Tol Tebing Tinggi. Maklum, tersangka ternyata menumpag Bus Simpati Star.
“Usai membunuh, tersangka kabur ke tempat istrinya di Bandar Baru, kemudian pindah lagi ke tempat temannya di Binjai, dari Binjai tersangka mau kabur ke Riau dengan menumpang Bus Simpati Star, di Pintu Tol Tebing Tinggi, tersangka kita sergap,”sebut Bayu.
Strategi menghilang Begu ini memang apik, tetapi pelariannya cukup sampai di Gerbang Tol Tebing Tinggi saja.
“Saat mau amankan, tersangka masih melawan, akhirnya tersangka kita lumpuhkan dengan tembakan terukur,”ucap Bayu.
Kata Begu ini memang identik dengan kejahatan dan menakutkan. Setidaknya begitulah anomali yang muncul ditengah masyrakat saat ini.
Begitupun dengan tersangka, saat Polisi menembak salah satu kaki tersangka masih juga melawan. Sehingga Polisi terpaksa melumpuhkan kedua kakinya, setelah kakinya ditembak barulah Polisi mengamankannya tanpa perlawanan.
“Melawan saat akan diamankan, maka dilakukan upaya melumpuhkan dengan menembak kedua kakinya,”terang Bayu. (Akbar/Bun)